Sunday, September 29, 2013

Tugas Modul 1 (Geologi dan Geomorfologi)

MODUL A GEO-SCIENCES AND ITS APPLICATION
INDIVIDUAL ASSIGMENT
(Part 1 assignment from Sutikno)

ANSWER AND DISSCUSS THIS QUESTIONS

  1. Explain why The Earth’s surface is very dynamic?
Permukaan bumi sangat dinamis akibat adanya proses geomorfologi yang selalu terjadi di permukaan bumi, baik yang berasal dari dalam bumi (endogen) maupun yang berasal dari luar (eksogen). Hal ini dijelaskan oleh Thornbury (1958) dalam prinsip geomorfologi yang pertama menjelaskan bahwa proses geomorfologi  yang terjadi pada masa lalu juga terjadi pada saat ini dan juga akan terjadi pada waktu yang akan datang meskipun dengan intensitas yang tidak selalu sama, dengan kata lain Thornbury menjelaskan bahwa proses geomorfologi akan selalu berlangsung di permukaan bumi.

2.     Compare and contrast internal processes with surface processes.
Proses internal disebut juga dengan proses endogen yang berperan penting dalam pembentukan kerak bumi. Proses endogen berasal dari tenaga dalam bumi yang meliputi intrusi magma ke dalam kerak bumi dan keluarnya magma dari dalam bumi ke permukaan, serta proses pergerakan lempeng tektonik yang mengakibatkan pengangkatan dan penurunan pada daerah yang berbeda (Lange, 1974).
Proses eksternal merupakan proses yang terjadi pada permukaan bumi yang dikendalikan oleh tenaga eksogen. Proses ini cenderung membuat permukaan bumi mengalami degradasi sehingga permukaan bumi lama kelamaan menjadi datar, merusak pegunungan dengan proses denudasi dan mengangkut material rombakan ke tempat yang lebih rendah (Lange, 1974).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses internal membangun permukaan bumi dan proses eksternal merusaknya. Hal ini berlangsung terus menerus sehingga terjadi dinamika pada permukaan bumi.

3.     What would Earth be like without solar heating?
Tanpa adanya pemanasan dari sinar matahari maka tidak akan ada kehidupan di bumi. Matahari menjadi pusat dari kehidupan di tata surya termasuk bumi ini. Semua aktifitas matahari sangat mempengaruhi aktifitas kehidupan di bumi. Sinar matahari yang masuk di bumi sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup di bumi terutama sangat di butuhkan oleh sang produsen di bumi yaitu tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Bayangkan saja, jika pemanasan matahari tidak ada maka proses fotosintesis tidak akan terjadi dan berakibat pada kehidupan makhluk hidup lainnya. Manusia dan hewan tidak mendapatkan bahan makanan yang dibutuhkan dan lambat laun akan mati.

Pada saat ini aktifitas matahari sedang dalam penurunan. Akibat dari melemahnya aktifitas matahari ini membuat aktifitas kehidupan di bumi juga terganggu. Akibat dari penurunan aktifitas matahari ini suhu ekstrem melanda Benua Amerika, Eropa, hingga mencapai Asia. Suhu dingin dalam ketiga benua ini hingga mencapai minus 22 derajat celcius. Akibat melemahnya aktifitas matahari ini kincir angin di daerah Jerman pada saat siang menjelang sore tetesan kincir angin berubah menjadi es yang beku.Jika saja pemanasan matahari dari matahari tidak ada sama sekali maka bumi akan beku dan dingin.

4.     Compare and contrast uniformitarianism and catastrophism; and give the examples.
Prinsip uniformitarianisme menyatakan bahwa proses yang terjadi di masa lampau terjadi juga pada masa sekarang dan pada masa mendatang, hanya saja intensitasnya tidak selalu sama (Thornbury, 1958). Salah satu contoh dari uniformitarianisme yaitu banjir yang terjadi di dataran banjir, banjir tersebut sudah pernah menggenangi daerah tersebut pada waktu yang lalu dan akan terjadi pada waktu yang akan datang dengan intensitas yang bervariasi.
Prinsip teori katastropisme menyangkal teori tersebut dengan berargumen bahwa proses yang terjadi pada masa lalu, sekarang dan masa mendatang berbeda dan beberapa diantaranya terjadi secara tiba-tiba dan dahsyat. Misalnya pada peristiwa erupsi gunung api, dampak dari asteroid maupun komet yang menghantam permukaan bumi, dan longsoran sisi gunung ke dalam samudra (Huggett, 2011).

5.     List the main major layer of the Earth, and which is the most important to the dynamic condition of the Earth’s surface, and why?

Interior bumi terdiri dari beberapa lapisan antara lain kerak bumi, mantel dan inti bumi.

Gambar Interior bumi


Kerak bumi    
Kerak bumi/crust merupakan bagian terluar bumi. Kerak bumi paling kuat dan padat dibandingkan lapisan lain di bawahnya (Keller, 2011). Kerak bumi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kerak benua (continental crust) dan kerak samudera (oceanic crust). Kerak samudera lebih tipis serta cepat rambat gelombang-p lebih rendah dibanding kerak benua, akan tetapi kerak samudera memiliki kepadatan yang lebih tinggi.


Karakteristik Kerak Samudera dan Kerak Benua

Kerak samudera
Kerak Benua
Rerata Ketebalan
7 km
20-70 km
Kecepatan rambat gelombang-P
7 km/dt
6 km/dt
Kepadatan
3 gm/cm3
2,7 gm/cm3
Komposisi
basalt
Granit
Sumber : Carlson, 2011

Kerak bumi dan lapisan dibawahnya dibatasi oleh sebuah batas bernama Diskontinuitas Mohorovicic atau Moho.

Mantel
Mantel merupakan zona interior bumi yang terbesar dengan ketebalan kurang lebih 2885 km  yang sebanding dengan dua pertiga dari total massa bumi (Gabler dkk, 2009). Mantel terbagi menjadi dua bagian yaitu mantel bagian atas dan mantel bagian bawah. Mantel bagian atas terdiri dari lapisan litosfer yang padat yang terletak persis dibawah kerak bumi dan lapisan astenosfer yang panas, elastis dan mudah mengalir. Gabler dkk (2009) menyebutkan energi gaya tektonik berkekuatan besar yang menghancurkan dan mendeformasi kerak bumi berasal dari pergerakan aliran astenosfer.


Inti bumi         
Inti bumi merupakan bagian bumi yang paling dalam yang merupakan sepertiga bagian dari total massa bumi. Inti bumi memilki dua bagian, yaitu inti luar cair dan inti dalam padat. Carlson (2011) menyebutkan inti bumi memiliki komposisi besi dan nikel dan beberapa elemen lainnya seperti oksigen, pottasium, sulfur atau silikon.

Bagian terpenting yang mengontrol dinamika permukaan bumi yaitu bagian atenosfer yang lunak dan lembek. Magetsari dkk (nd) menjelaskan bahwa astenosfer memiliki material yang mendekati titik leburnya karena suhu dan tekanannya dalam keseimbangan yang baik. Akibatnya, material mudah mengalir karena berstruktur lemah. Pergerakan lapisan ini berperan sebagai penyebab aktivitas gunungapi dan deformasi kerak bumi.

6.     What do you know about  plate tectonic theory?
Teori Tektonik Lempeng menjelaskan bahwa permukaan bumi dibentuk oleh kepingan-kepingan litosfer, yaitu lapisan padat dari kerak bumi dan mantel bumi bagian atas, yang mengapung di atas astenosfer. Astenosfer adalah lapisan plastis di bawah litosfer yang memiliki sifat seperti fluid yang dapat mengalir. Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya. Berikut adalah nama-nama lempeng tektonik yang ada di bumi, dan lokasinya bisa dilihat pada Peta Tektonik.
Lebih lanjut Magetsari dkk (nd) menjelaskan bahwa gerakan lempeng tektonik selalu mengikuti gerakan pemekaran dasar samudera (sea floor spreading) yang kecepatannya sekitar 2-10 cm/tahun. Pergerakan tiap lempeng tektonik menyebabkan adanya interaksi antar lempeng yang dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu divergen, konvergen dan transform.

7.     According to plate tectonic theory, where are crustal rocks created? Why does not Earth keep getting larger if rocks is continually created?
Most crustal rock is at the bottom of the oceans and are created at "mid-ocean ridges" which are basically long linear volcanoes than circle the globe. These rocks are more dense (heavier for their volume) than the rocks we see on land. The crust that we see on the continents we live on is created in a slightly different way.
Continental crust is created by volcanoes and by collisions of tectonic plates. When plates collide, denser (heavier) material is push back down into the Earth. (This is why the Earth doesn't get larger - it recycles itself).
Some of the material though goes through chemical and structural changes that makes it less dense (lighter). This material then remains at the surface. The processes that cause this are complex and varied, but can include volcanism and metamorphism (changing of rocks without melting them).
Sometimes, two plates with continents on them collide. The continents are not dense enough to be push back down into the Earth, so they "squish" together like cars in a collision forming mountain belt.
We can see that if continental crust is not pushed back down into the Earth like oceanic crust is, the amount of continent crust in increasing through time. This is true. However, it is important to remember that this does not mean that the Earth is growing. (As a previous poster mentioned, matter is not created.) It simply means that the ratio of continental crust to oceanic crust is increasing.

8.     What are hot spots, and how do they help to determine rates and direction of plate movements?
Hot spots adalah lokasi dimana terdapat aktivitas magma / gunungapi yang telah berlangsung dalam waktu yang sangat lama.
Pada tahun 1963, geofisikawan Kanada, J. Tuzo Wilson yang juga menemukan teori patahan transform mengemukakan ide cemerlang yang saat ini disebut sebagai Teori Hot Spot. Wilson mengatakan bahwa pada beberapa tempat di bumi ini terjadi proses vulkanik yang sangat aktif, dan berlangsung sudah sangat lama. Menurut beliau hal ini bisa terjadi jika di bawah sebuah lempeng tektonik ada  sebuah area yang relatif ‘kecil’, sudah eksis dan bertahan lama, dan memiliki panas yang sagat tinggi- yang disebut hotspot. Hot spot ini akan memberikan sumber energi panas lokal yang tinggi untuk mempertahankan proses vulkanik.


Wilson berhipotesis bahwa bentuk rangkaian kepulauan Hawai yang terletak pada garis lurus adalah sebagai  hasil dari pergerakan lempeng Pasifik di atas dari hotspot yang berada sangat dalam di mantel bumi. Lokasi hotspot ini relatif tetap dan posisi saat ini tepat di bawah Kepulauan besar Hawaii.
Panas dari hot Spot ini memberikan sumber magma terus-menerus yang sebagian meleleh di atas lempeng Pasifik. Magma tersebut, yang lebih ringan dibanding batuan padat di sekitarnya-, kemudian naik di sepanjang mantel  dan kulit bumi dan kemudian meleleh di dasar lautan dan membentuk gunung aktif bawah laut. Seiring dengan waktu gunung bawah laut itu bertumbuh dan membesar akibat proses erupsi yang terjadi terus-menerus, sehingga pada akhirnya timbul di atas muka laut, dan membentuk kepulauan vulkanik.
Wilson berteori bahwa pergerakan lempeng Pasifik juga akan menggeser pulau vulkanik yang terbentuk dari atas hotspot sehingga menghilangkan sumber sumber magma, sehingga proses vulkanis berakhir. Ketika sebuah pulau vulkanik sudah eksis, pulau yang lain akan tumbuh di atas hotspot, dan siklus tersebut terjadi berulang-ulang. Proses vulkanik tumbuh dan mati ini terjadi sepanjang jutaan tahun  dan meninggalkan jejak panjang pulau-pulau dan gunung-gunung vulkanik di dasar lautan Pasifik.
Menurut teori hotspot Wilson  rangkaian vulkanik Hawai seharusnya menua secara progressif dan menjadi lebih banyak mengalami erosi jika  rangkaian makin jauh bergeser dari hotspot akibat pergerakan lempeng Pasifik. Pulau Kauai, pulau tidak berpenghuni yang berada di arah barat laut sudah berumur 5.5 juta tahun dan sudah sangat banyak mengalami erosi. Sebagai perbandingan, batuan terekspos tertua dari Kepulauan Besar Hawaii – yaitu pulau paling tenggara dari rangkaian dan diasumsikan masih berada di atas hotspot-  diperkirakan baru berumur 700.000 tahun dan batuan vulkanis baru masih terus terbentuk.

9.     Describe how convection in the asthenosphere may drive the motion of lithospheric plates. Alternatively, how might plate motions churn the plastic asthenosphere?
Litosfer merupakan bagian yang padat, terdiri dari kerak bumi dan mantel bagian atas. Permukaan bumi akan disusun oleh pecahan-pecahan dari litosfer yang disebut sebagai lempeng. Jadi lempeng merupakan bagian dari litosfer yang memiliki batas tertentu dan saling berinteraksi satu sama lainnya. Sedangkan astenosfer merupakan bagian yang bersifat plastis yang terletak di bawah litosfer dan bersifat seperti fluida (dapat mengalir). Sampai saat ini terdapat belasan atau lebih lempeng tektonik di bumi, baik yang besar maupun yang kecil. Semua lempeng tersebut saling bergerak relative  antara satu dengan yang lainnya. Hal yang menyebabkan lempeng bergerak adalah karena mekanisme arus konveksi di astenosfer akibat adanya perbedaan densitas. Arus konveksi tersebut menggerakkan lempeng atau litosfer diatasnya seperti sabuk konveyor.

Dari pengamatan seismic dan metode geofisika lainnya serta percobaan laboratorium, para ahli umumnya setuju dengan Hery Hess, bahwa  samudera merupakan hasil pemekaran yang terjadi karena arus konveksi pada mantel, melalui punggungan samudera (oceanic ridge). Konveksi adalah istilah fisika, yang berarti naik dan turunnya massa fluida secara spontan karena perbedaan densitas pada dua tempat. Pada umumnya, konveksi pada fluida menjadi sarana perpindahan panas dari satu posisi ke posisi lainnya, sehingga dapat dinamakan konveksi termal (thermal convection ). Ada 2 model konveksi mantel, yaitu lapisan tunggal yang mempengaruhi seluruh mantel, dan system dua lapisan konveksi dimana mantel bagian atas dan bagian bawah memiliki system konveksi sendiri. Batas system konveksi pada keduanya terletak pada bidang diskontinuitas seismic pada kedalaman 660 km. ada 3 kemungkinan konveksi mantel, yaitu pada astenosfer, pada keseluruhan mantel dan timbul dari batas inti mantel (mantel plume)

10.                        Describe the rocks cycle in terms of plate tectonic
Lempeng tektonik merupakan sebuah siklus batuan di bumi yang terjadi dalam skala waktu geologi. Siklus batuan tersebut terjadi dari pergerakan lempeng bumi yang bersifat dinamis.

Siklus Batuan dalam hal Lempeng Tektonik :
·         Magma terbentuk dengan pelelehan batuan di atas zona subduksi
·         Magma yang kepadatannya kurang, naik ke permukaan dan mendingin untukmembentuk batuan beku
·         Batuan beku yang tidak terlindungi di permukaan akan lapuk menjadi sedimen
·         Sedimen berpindah ke daerah rendah, terkubur dan mengeras menjadi batuan sedimen
·         Batuan sedimen dipanaskan dan terhimpit ke dalam untuk membentuk batuan metamorf
·         Batuan metamorf dapat memanas dan mencair di kedalaman untuk membentuk magma

Siklus batuan tersebut terjadi dari pergerakan lempeng bumi yang bersifat dinamis. Dengan pergerakan lempeng tektonik yang terjadi mampu membentuk muka bumi serta menimbulkan gejala-gejala atau kejadian-kejadian alam seperti gempa tektonik, letusan gunung api, dan tsunami. Pergerakan lempeng tektonik di bumi digolongkan dalam tiga macam batas pergerakan lempeng, yaitu konvergen, divergen, dan transform (pergeseran).

11.                        What is the impact of plate motion to the geological structure and volcano distribution?
Dampak dari gerakan lempeng terhadap struktur geologi adalah :
Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng akan menunjam ke bawah yang lain. Daerah penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dibelakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunungapi serta berbagai cekungan pengendapan. Salah satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara lempeng Ind0-Australia dan Lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan jalur gunungapi Sumatera, Jawa dan Nusatenggara dan berbagai cekungan seperti Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa Utara.

Dampak dari gerakan lempeng terhadap distribusi gunung api :
Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel. Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal lk. 35 km, berdensiti rendah dan berumur 1,2 miliar tahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.

Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda :
a.       Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera. Contoh pembentukan gunungapi di Pematang Tengah Samudera di Lautan Pasifik dan Benua Afrika.
b.      Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.
c.       Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.
d.      Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.

12.                        What is the relationship between geological condition and geomorphological condition?
Hubungan antara kondisi geologi dan kondisi geomorfologi sangat erat. Thornbury (1958) menjelaskan bahwa struktur geologi merupakan faktor pengontrol evolusi bentuklahan yang paling dominan dan struktur geologi tersebut tercermin pada bentuklahan tersebut. Secara lebih lanjut dijelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang menyebabkan terjadinya variasi struktur geologi antaralain perbedaan jenis batuan, perbedaan usia batuan serta perbedaan stratigrafi batuan. Batuan yang memiliki jenis yang berbeda tentu saja memiliki perbedaan sifat fisik dan kimia. Oleh karena itu tingkat resistensinya terhadap proses geomorfologi juga terdapat perbedaan baik yang disebabkan oleh tenaga eksogen seperti pelapukan maupun yang disebabkan oleh tenaga endogen seperti deformasi batuan.  Perbedaan umur batuan juga mempengaruhi tingkat resistensinya. Batuan yang lebih dulu terbentuk atau berusia lebih tua telah mengalami proses pelemahan lebih dulu dibanding batuan yang berusia muda sehingga resistensinya berkurang. Perbedaan stratigrafi batuan turut menyebabkan perbedaan kondisi geomorfologi. Batuan yang cenderung tidak resisten ketika berada di permukaan akan mengalami proses pelapukan sehingga segera lapuk, berbeda halnya jika batuan yang sama terlapisi oleh batuan lainnya yang cenderung lebih resisten sehingga batuan terlundungi dari proses pelapukan.
Bentuklahan yang terbentuk dari batuan yang resisten akan cenderung memiliki elevasi tinggi dan berlereng curam atau memiliki lereng-lereng yang bentuknya meruncing, sebaliknya batuan yang kurang resisten menyebabkan bentuklahan yang terbentuk memiliki elevasi cenderung lebih rendah, lereng cenderung landai-datar dan bentuk lereng cenderung membulat.

13.                        What is the important role of the geology and geomorphology to determine the   hazard and disaster susceptibility?
Geologi sangat berperan penting dalam menentukan bahaya dan kerentanan bencana. Peta geologi telah dimanfaatkan oleh berbagai instansi pemerintah maupun swasta untuk keperluan perencanaan, pemantauan, hingga evaluasi hasil-hasil pembangunan. Juga menyajikan informasi sangat berguna bagi pengelola dan pengambil keputusan untuk membantu memecahkan permasalahan, menentukan pilihan atau membuat kebijakan tata ruang melalui metode analisis data peta. Bencana geologi berupa tanah longsor sebenarnya dapat diantisipasi Pemerintah Daerah bila memiliki data geologi yang menunjukkan potensi longsor, dengan menandai titik-titik potensi bahaya geologi dan menginformasikan kepada warga masyarakat di kawasan berisiko tinggi. Peta geologi di Indonesia umumnya baru dimanfaatkan oleh beberapa Kementerian dan Lembaga di tingkat pusat dan baru dirintis di tingkat daerah. Kementerian yang paling banyak memanfaatkan peta geologi adalah Kementerian ESDM, Kementerian Kehutanan, Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum. Kementerian lainnya dan lembaga-lembaga struktural lainnya. Daerah-daerah pada umumnya belum banyak menggunakan peta geologi, karena para penyelenggara pemerintahan belum banyak tahu tentang pentingnya peta geologi dalam penyusunan rencana, pemantauan, dan evaluasi pembangunan secara mudah, murah, efektif, dan akurat. Saat ini lembaga struktural yang paling banyak membutuhkan peta geologi adalah Bappenas/Bappeda, untuk kepentingan pembangunan nasional dan daerah.

Geomorfologi juga sangat berperan penting dalam menentukan bahaya dan kerentanan bencana. Dalam hal analisis risiko bencana seperti gempa bumi, banjir dan tanah longsor, geomorfologi merupakan parameter penting yang selalu dipakai untuk mengetahui bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri.

14.                        In what ways do organism, including human, change the Earth; what kind of Earth processes are affected by human and other organism.
Dalam hal untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia akan memanfaatkan berbagai sumber daya alam. Namun, sangat disayangkan, terkadang manusia dalam mengambil sumber daya alam tidak memperhitungkan untung ruginya. Bahkan sampai merusak alam untuk memenuhi kebutuhannya. Perbuatan manusia inilah yang dapat mengubah permukaan bumi. Beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi adalah sebagai berikut :

a.       Pembakaran Hutan
Pembakaran hutan pada awalnya bertujuan untuk dijadikan lahan pertanian, permukiman penduduk, dan untuk industri. Kawasan hutan yang dijadikan lahan pertanian biasanya berubah menjadi tanah tandus dan gersang. Hal ini karena setelah panen biasanya ladang ini akan ditinggalkan. Sistem perladangan seperti ini disebut perladangan berpindah. Akhirnya hutan yang dahulu menghijau menjadi tanah tandus dan gersang, karena setelah panen dan sudah tidak subur lagi biasanya ditinggalkan begitu saja. Karena tanahnya tandus dan gersang maka struktur tanah menjadi rusak dan mudah mengalami erosi.

b.      Penebangan Hutan secara Liar
Perubahan permukaan bumi juga dapat diakibatkan adanya penebangan hutan secara liar. Penebangan hutan secara liar  bertujuan untuk mengambil kayu sebagai bahan bangunan. Penebangan hutan secara liar mengakibatkan terajdinya hutan gundul yang berakibat terjadinya longsor, banjir, dan kesulitan air bersih. Selain itu, penggundulan hutan juga berdampak pada kehidupan makhluk hidup. Penggundulan hutan telah membunuh ratusan ribu spesies tumbuhan dan hewan. Banyaknya pohon yang ditebangi menyebabkan hewan-hewan hutan kehilangan makanan dan tempat berlindung.

c.       Penambangan
Kegiatan penambangan juga dapat mengubah permukaan bumi. Sebagian besar bahan tambang berada di dalam tanah. Pengambilan bahan tambang dengan cara digali atau ditambang. Ada dua macam jenis penambangan yaitu penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah. Penambangan terbuka adalah penambangan yang dilakukan di permukaan bumi. Beberapa bahan tambang seperti tembaga, besi, batu bara, kapur, dan aluminium sering ditemukan di permukaan bumi. Oleh karena itu, untuk mengambilnya tidak perlu menggali. Kegiatan ini mengubah bentuk permukaan bumi menjadi lubang-lubang bekas penambangan.
Bahan tambang lainnya digali dari terowongan yang berada ratusan meter di bawah permukaan tanah. Cara ini disebut penambangan bawah tanah. Penambangan ini lebih sulit daripada penambangan di permukaan. Para penambang menggali sebuah lubang menuju ke dalam tanah dan mengambil bijih. Pengambilan bijih ini menggunakan bor atau bahan peledak sebelum diangkut ke permukaan. Kegiatan ini menimbulkan tanah berongga. Tanah yang berongga menyebabkan tanah kurang kuat sehingga bisa runtuh.

15.                        What kinds of data are needed to determine spatial distribution of the hazard susceptibility of landslide, earthquake, volcanic eruption and tsunami; and explain how to obtain the data?
Data yang dibutuhkan untuk menentukan distribusi spasial kerentanan bahaya tanah longsor, gempa bumi, letusan gunung berapi dan tsunami :

a.       Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan gerakan batuan dan tanah menuruni lereng sepanjang permukaan bidang gelincirnya (Smith, 1996). Menurut Hardiyatmo (2006) beberapa penyebab longsoran antara lain kondisi geologi, kondisi hidrologi, topografi, iklim dan perubahan cuaca. Untuk mengetahui bahaya tanah longsor di suatu daerah dapat digunakan data-data tersebut. Kondisi geologi suatu daerah dapat diperoleh dari peta geologi, citra satelit, foto udara maupun survey lapangan. Kondisi hidrologi dapat diperoleh dari peta topografi/rupa bumi indonesia, citra satelit atau foto udara dan survey lapangan. Data topografi dapat diperoleh dari peta topografi/peta rupa bumi indonesia, data DEM (Digital elevation model) ataupun pengukuran lapangan. Tjasyono (2004) menyebutkan unsur dari iklim antara lain berupa suhu, kelembaban, tekanan udara dan angin. Data-data tersebut dapat diperoleh dari catatan stasiun meteorologi.

b.      Gempa Bumi
Data yang dibutuhkan untuk menentukan distribusi spasial kerentanan bahaya gempa bumi diantaranya:
·         DEM (Digital Elevation Model), menggunakan DEM dari SRTM (Shuttle Radar Topographic Mission) yang memiliki resolusi 90 m.
·         Seismistas, berupa lokasi-lokasi gempa yang terjadi dari NEIC USGS.
·         Batas Lempeng Tektonik   sebagai pendukung
·         Batrimetri  sebagai pendukung

c.       Letusan Gunung Api
Data yang dibutuhkan untuk menentukan distribusi spasial kerentanan bahaya gempa bumi diantaranya :
·         peta RBI,
·         citra satelit Landsat,
·         peta tematik, dan
·         peta Kawsan Rawan Bencana (KRB) Gunung Berapi

d.      Tsunami
Data yang dibutuhkan untuk menentukan distribusi spasial kerentanan bahaya Tsunami diantaranya :
·         DEM (Digital Elevation Model), menggunakan DEM dari SRTM (Shuttle Radar Topographic Mission) yang memiliki resolusi 90 m
·         Peta tektonik
·         Batimetri
·         Seismistas, berupa lokasi-lokasi gempa yang terjadi  dari NEIC USGS.
·         Historis kejadian Tsunami dari tahun


Sumber Pustaka :

Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjahmada University Press
Carlson, Diane H. 2011. Physical Geology : Earth Revealed. Ninth edition. New York : Mc Graw Hill
Gabler, Robert E et all. 2009. Physical Geography. Ninth edition. California : Brooks/Cole cengage learning
Hugget, Richard John. 2011. Fundamentals of Geomorphology.  Third edition. London: Routledge Taylor and Francis Group
Keller, Edward A. 2011. Environmental Geology. Ninth edition. New Jersey : Pearson Prentice Hall
Lange, O et all. 1974. General Geology. Moscow : Foreign Languages Publishing House
Magetsari, Noer Aziz dkk. Nd. Catatan Kuliah Geologi Fisik. Bandung : Penerbit ITB
Panizza, Mario. 1996. Environmental Geomorphology. Amsterdam : Elsevier Science
Seyhan, Ersin. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi. Yogyakarta : Gadjahmada University Press
Suparmoko. 1997. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Edisi 3. Yogyakarta : BPFE
Thornbury, William D. 1958. Principles Of Geomorphology. Fourth edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Kiger, Martha and Jane Russell. 1996. This Dinamic Earth : The Story of Plate Tectonics. Wasingthon, DC : USGS.

No comments:

Post a Comment